Pages

Sunday, January 09, 2011

2011

Niatnya mo ngerjain PR......Tuhan pasti dah nyatat niat baikku hehehhehe, tapi begitu buka lepi eehhh nancepin modem, buka fb....buka blog dan keterusan dech......:D, utk PR ku tunggu sebentar yaaaa, aku gak mau besok ditagih ama pak koordinator dan bilang 'maaf pak belum dikerjain' :D

Selamat tahun baruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu 2011

heemmmmm gak mo banyak komen dech mengawali tahun ini, harapanku cuma dua, semoga bisa nikah di tahun ini amiiinnnn, bisa ngasih pakjah buat ajah, acing, n abon yang dah lama nunggu2 pakjahnya *bukan ayahnya lho yaaaaa :D*, dan semoga di tahun ini PSSI lepas dari segala masalah sehingga timnas bisa berjaya di asia (realistis aahhhh, kalo tingkat dunia belum bisa keknya :D), semoga timnas U23 bisa meraih emah di sea games.....hidup irfan bachdim hahahahhahahah

Sedikit review tahun 2010....tahun yang berat buatku, mengawali kehidupan baru ditempat baru dengan lingkungan yang baru dan tentu saja dengan orang2 yang baru....yang ternyata super duper unik...... orang-orang yang hanya bisa ditemukan disini :D. Adaptasi yang membuatku jatuh bangun, jungkir balik, salto, rol depan n belakang, kayang dll....belum bisa dianggap berhasil sampe akhir tahun, nyatanya masih sering ngeluh n nangis2 hanya tentang si A yang aneh, si B yang sulit dimengerti, si C yang super cuek dan masih banyak case yang lain. 2 minggu setelah lebaran dapet musibah juga, my beloved dad kecelakaan yang cukup parah, sampe harus 2 kali masuk rumah sakit, dan justru hal ini yang membuatku bersyukur yang tak terkira, Allah masih memberi kesempatan kami utk terus bersama, aku masih diberi kesempatan utk memberikan yg terbaik untuk bapak.....thx God for the best family i ever had :D. ohhh yaaa hampir kelupaan, di akhir september (kalo tidak salah inget seh), hadir sebuah pelangi, yang memberikan warna baru dalam hidupku yang semoga akan semakin nyata di tahun 2011 :)

Udah aahh nulisnya....dah dapet sms warning nech utk segera selesaikan PR hehehehhehehe

Tuesday, January 04, 2011

10 Film Hollywood Spektakuler 2011

Vin Diesel dan Paul Walker akan kembali beraksi dalam film kebut-kebutan mobil dengan adegan-adegan berbahaya memacu adrenalin
Memasuki tahun 2011, setelah menyampirkan harapan tinggi-tinggi pada resolusi yang akan kita capai di Tahun Kelinci ini, ada baiknya kita simak beberapa film-film spektakuler Hollywood yang “layak tonton” dan pantas masuk dalam rekomendasi sepanjang tahun 2011. Banyak diantaranya merupakan sekuel atau prekuel film sukses sebelumnya. Ini dia 10 film pilihan terbatas yang masuk dalam daftar film prioritas yang akan saya tonton tahun ini (moga-moga selera saya selaras pula dengan selera anda):

Green Hornet (Januari 2011) :
Seth Rogen (Knocked Up, Pinneaple Express) berperan sebagai Britt Reid pahlawan bertopeng Green Hornet dalam film yang diarahkan oleh sutradara Michael Gondry ini. Britt adalah putra seorang pemilik surat kabar dan dalam aksinya ia ditemani oleh karyawan ayahnya, Kato (peran ini pernah dimainkan pula oleh alm. Bruce Lee) yang diperankan oleh artis Taiwan, Jay Chou. Dikisahkan dalam film yang diangkat dari serial Radio ciptaan George W Trendle berjudul sama dan akan rilis pertengahan Januari ini, Sejak kematian ayahnya yang misterius, Britt Reid,anak pemilik surat kabar terkenal di Los Angeles yang dulunya adalah pemuda yang senang berhura-hura akhirnya menyadari bisa berbuat sesuatu yang bermakna untuk hidup. Ditemani oleh Kato mereka berkeliling kota membasmi kejahatan dengan mengendarai The Black Beauty, mobil ciptaan Kato yang canggih dan tak mudah dihancurkan. Film ini dimeriahkan pula oleh Cameron Diaz, yang berperan sebagai Lenore Chase (sekretaris Britt)
X-Men : First Class mengisahkan awal mula epik X-Men yakni mengangkat masa muda Charles Xavier dan Erik Magnus Lensherr


Fast and Furious V (April 2011) :
Vin Diesel dan Paul Walker akan kembali beraksi dalam film kebut-kebutan mobil dengan adegan-adegan berbahaya memacu adrenalin yang disutradarai oleh Justin Lin dan skenarionya ditulis oleh Chris Morgan ini. Petualangan Dominic Toretto dan Brian O’Conner yang melarikan diri dari petugas hukum akan menjadi daya tarik film yang akan dirilis pada akhir April 2011 ini.

Kungfu Panda II (Mei 2011) :
Sekuel Kungfu Panda ini dipastikan akan menarik banyak penonton untuk menyaksikannya di bioskop. Po (suaranya diisi oleh Jack Black) Sang pendekar Panda menghadapi Lord Shen (Gary Oldman) yang memiliki sebuah senjata rahasia yang sangat berbahaya. Lord Shen terobsesi untuk menguasai seluruh negeri dan berencana menghancurkan ilmu bela diri Kung Fu. Po mendapat bantuan dari The SoothSayer (Michelle Yeoh), Master Skunkman (James Woods), Master Croc (Jean-Claude Van Damme), dan Master Thundering Rhino oleh (Victor Garber) . Aksi-aksi seru dan lucu PO bersama kawan-kawannya menggagalkan rencana jahat Lord Shen itu ditampilkan secara ciamik dalam film ini.

Pirates of Caribbean : On the Strangers Tide (Mei 2011)
Kapten Jack Sparrow (Johny Deep) berpetualang bersama Angelica (Penelope Cruzz) mencari mata air kehidupan yang konon tidak membuat seseorang bertambah tua sedikitpun. Masalah kian runyam ketika Jack menyadari bahwa Angelica tak lain adalah putri dari bajak laut Blackbeard (Ian McShane), musuh besar Jack Sparrow. Tapi perjalanan sudah dimulai dan Jack tak akan mengurungkan niatnya sedikitpun untuk melaksanakan niatnya.

X-Men : First Class (Juni 2011) :
Penggemar Wolverine (diperankan oleh Hugh Jackman) mesti bersiap-siap kecewa dalam film yang merupakan prekuel dari film-film X-Men sebelumnya karena tokoh tersebut tidak muncul dalam film ini. X-Men : First Class memang mengisahkan awal mula epik X-Men yakni mengangkat masa muda Charles Xavier dan Erik Magnus Lensherr sebelum didirikannya Xavier School For Gifted Youngster . School of Mutant Resources mereka dirikan seusai menamatkan sekolah di Oxford untuk meneliti dan mempelajari fenomena baru yang terjadi pada manusia yaitu "homo superior", yaitu manusia jenis mutan yg memiliki gen X. Siswa yang belajar di sekolah khusus itu awalnya adalah Jean Grey, Scott Summers, Hank McCoy, Ororo Munroe, Raven Darkholme, Mortimer Toynbee dan Emma Frost. Perbedaan pemahaman dan idealisme membuat kedua sahabat ini menuai konflik hingga akhirnya justru menjadi seteru yang saling menghancurkan.

Harry Potter and The Deathly Hallows, Part 2 (Juli 2011) :
Ini adalah film yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar Harry Potter sebagai edisi pamungkas rangkaian film Harry Potter sebelumnya, setelah sebelumnya mengikuti episode pertama menjelang akhir tahun 2010. Film ini masih tetap diperankan oleh Daniel Radcliffe, Emma Watson, Rupert Grint.

Transformers 3 : Dark Of The Moon (Juli 2011) :
Dua serial film Transformers sebelumnya berhasil menuai sukses besar dan pada episode ketiga ini para penggemar Megan Fox harus siap-siap kecewa karena artis sexy yang pada 2 episode sebelumnya berperan sebagai Mikaela Banes, kekasih sang tokoh utama, Sam Witwicky, tidak terlibat dalam Transformer 3. Meski tanpa Megan Fox lagi, film ini kembali akan menggelar aksi-aksi spektakuler dan efek sinematografi canggih lebih dashyat dari 2 film sebelumnya. Jadi bersiaplah saksikan kehebatan robot Optimus Prime, Bumble Bee, Iron Hide, Ratchet, Sides Wipes,Megatron, Starscream, dan Soundwave berjibaku dalam film ini.

Captain America : The First Avenger (Agustus 2011)
Chris Evans pemeran manusia api dalam film “Fantastic Four” akan berperan sebagai Steve Rogers alias Captain America. Kisah ini menampilkan setting tahun 1940-an dimana Steve Rogers – seorang prajurit yang tidak bisa turun ke medan perang untuk melawan Nazi karena fisiknya dianggap tidak layak—diminta untuk menjalani sebuah program rahasia militer yang dapat mengubah dirinya menjadi manusia super.

Spy Kids 4: All The Time in the World (Agustus 2011)
Jessica Alba akan berperan sebagai Marissa Cortez Wilson (Jessica Alba) mantan agen rahasia yang menikah dengan reporter televisi pemburu agen mata-mata terkenal Wilbur (Joel McHale) dan ibu tiri dari dua anak kembar yang sangat cerdas Rebecca (Rowan Blanchard) dan Cecil (Mason Cook) dalam film Spy Kids 4 yang disutradarai oleh Robert Rodriguez. Jeremy Piven yang berperan sebagai tokoh antagonis dalam film ini mengancam akan mengambil alih bumi dan menghentikan waktu. Marissa dipanggil oleh Markas Besar OSS untuk mencegah aksi kejahatan tersebut dengan didampingi oleh Carmen (Alexa Vega) dan adiknya Juni Cortez (Daryl Sabara), anggota Spy Kids yang sudah beranjak remaja.

Mission Impossible 4: Ghost Protocol (Desember 2011) :
Aktor tampan Tom Cruise kembali akan membintangi film kolosal Mission Impossible IV berjudul “Ghost Protocol” yang rencananya akan ditayangkan perdana oleh Paramount Pictures 6 Desember 2011. Pada film yang gambarnya diambil di Dubai, Praha dan Canada ini, Tom akan didampingi oleh artis pendukung seperti Aktor Jeremy Renner dan aktris Paula Patton.




*film2 yang wajib tonton di 2011 info dari : http://id.omg.yahoo.com/blogs/10-film-hollywood-spektakuler-2011-amril_taufik_gobel-8.html*

Monday, January 03, 2011

11 Lelaki Anugerah Tuhan





Indonesia…Indonesia…Indonesia….!!! Demikian teriak kami lengkap dengan segala gegap gempitanya. Kami memuja kalian wahai sang Garuda yang tertempel di dada kalian, 11 lelaki anugerah Tuhan yang berlari mengejar bola demi nama bangsa. Lambang yang bersemayam di hati sejak kami dilahirkan, dibisikkan setiap hari oleh orang tua dan diajarkan oleh para guru betapa besar makna burung yang dipajang di depan kelas itu.

“Garuda di dadaku!” demikian sorak kami menyambut kalian, wahai 11 orang terpilih. Mereka yang di pundaknya kami tautkan segala beban untuk mengambil kehormatan yang telah lama pergi itu. Kehormatan yang kami rindukan, kehormatan yang seolah tak pernah ada, kehormatan yang serasa semu karena terus kami teriakkan, sebutkan dan namakan tapi tak juga bisa dirasakan….atau setidaknya bisa dikisahkan pada anak cucu.

Bersama Merah Putih kami melangkah dengan pasti mendatangi Stadion Senayan, perlambang kebesaran kita pada suatu masa. Saat Ir Soekarno dengan segala kharismanya menjadikan kita tuan rumah Asian Games 1962, kuil penyembahan megah yang (kini hanya) mampu (setelah renovasi) menampung 98.000 orang di dalamnya. Kesanalah kami menuju, meneriakkan nama negeri kami, lambang negara kami serta nama para lelaki yang siap berlari demi nama negeri yang kami puja ini.

Betapa kau bayangkan wahai Garuda, keinginan kami yang besar untuk melihat kejayaan di pundak kalian, kejayaan yang bisa membuat kami mampu membentuk sebuah kalimat “Suatu hari, saya lihat sendiri betapa hebatnya mereka di lapangan,” di suatu hari nanti, di saat otot ini semakin melemas, kulit ini makin berkerut dan kaki ini terus melemah.

Wahai lelaki-lelaki pemberani dengan Garuda di dadanya, kami ingin kalian bisa membuat kami bangga, kami ingin bisa bercerita bahwa kitalah yang terbaik dan kita sama-sama berada di saat dan waktu tersebut. Maafkan jika kami tidak membanjiri Stadion saat kalian dengan sungguh perkasa mematuk Malaysia dan Laos dengan ganas. Maafkan jika suara kami yang sedikit di Stadion di dua malam itu tidak terlalu lantang menggema di langit kota Jakarta. Bukan karena kami tidak mencintai kalian, tapi hanya karena kami tidak pernah yakin bahwa kalian layak didukung untuk memberikan kami kemenangan. Karena jaminan kata kemenangan sangatlah sulit kami temukan selama ini.

Kami datang wahai Garuda yang menempel di dada kiri kaos Merah 11 lelaki anugerah Tuhan itu, kami datang dengan segala kepercayaan dan keyakinan….bahwa kita akan menang. Bahwa kalian akan mampu memberi rasa yang hilang itu. Bahwa tidak juga Thailand yang selalu sulit kita kalahkan—bahkan di Kuil Senayan itu—bisa menahan gairah yang kalian miliki dan kami bakarkan dengan kobaran keras agar api itu terus membara di mata dan hati kalian.

Bersama kita nyanyikan Indonesia Raya, bersama kita gelorakan bara peperangan pada apapun yang menghadang. Berulang kali kami teriakkan nama kalian….Irfan, Bambang, Okto, Bustomi, Firman, Nasuha, Zulkifili, saudara terbaru kita Cristian Gonzalez dan nama-nama besar lainnya di atas lapangan. Nama yang terus menggema di langit Jakarta karena kami begitu mencintai kalian, memuja kalian dan menginginkan kalian memenangkan pertempuran demi pertempuran ini.

Kami datang agar kalian bisa sekedar melepas beban di pundak itu, beban bangsa….beban kita semua pada negeri ini, beban dahaga kemenangan dan kejayaan. Kami ingin kalian membagi beban itu dan mengajak kami untuk membantu kalian meneriakkan segala puja puji pada Garuda, Merah Putih dan Indonesia tercinta.

Biarkan kami memberi terror dahsyat itu pada setiap lawan yang coba menghadang kalian. Biarkan kami membuat mereka ciut melihat jumlah kami yang massif itu. Jangan minta kami untuk turun ke lapangan karena kami, karena kami tidak sebaik kalian….tapi biarkan kami terus menggemuruhkan nama kalian dan nama bangsa ini agar kalian terpacu untuk memberi segala yang kalian punya pada kami. Sebaliknya kami akan berikan dukungan terhebat yang mungkin belum pernah kalian lihat dimanapun agar kalian terpacu dan terus memburu.

11 lelaki terbaik yang dimiliki bangsa ini. Di dada kalian Garuda terpajang, bukan lambang federasi seperti umumnya tim nasional banyak negeri. Kami titipkan lambang itu pada kalian agar kalian memahami bahwa kejayaan kalian adalah kejayaan kami, kebahagiaan kalian adalah kebahagiaan kami dan apa yang kalian rasakan saat lawan membobol gawang itu adalah juga duka dan perih kami.

Jika kalian mampu kembali dari kandang lawan dengan kemenangan, percayalah…kami akan merahkan!!! Ya…kami akan merahkan Kuil kebanggaan kita itu dengan segala atribut yang kami punya. Akan kami bentangkan merah putih tepat di muka kalian yang tengadah menghadapi lawan-lawan itu.

Kami melepas kalian di 16 Desember nanti, untuk lawan yang masih belum kita ketahui. Tapi kami ingin kalian kembali ke negeri ini dengan kejayaan. Kami ingin melihat kalian merayakan gol demi gol, kemenangan demi kemenangan bersama kami….karena kami, mencintai kalian.

Dada dan mata ini berharap untuk bisa melihat kalian di Rabu 29 Desember 2010 itu dengan tangan terkepal keatas dan mata menatap langit dan kami penuh dengan segala rasa bahagia dan bangga yang kami punya. Malam final yang kami nantikan setelah begitu lama dirindukan. Kerinduan yang mendalam pada rasa bangga pada kalian, bangsa ini dan diri kami sendiri. Rasa bangga yang bisa membuat kami berkata di Asia Tenggara “Kalian harus belajar bahasa kami, karena kamilah juara Asia Tenggara!”

…….dan saat kalian berpesta dimanapun kalian yang terpilih berada, ijinkan kami membanjiri jalanan Jakarta dengan diri kami sembari meneriakkan nama kalian, sejajar dengan Garuda, Merah Putih dan Indonesia!!!



sumber tulisan : http://andibachtiar.blogdetik.com/2010/12/10/11-lelaki-anugerah-tuhan/comment-page-2/#comment-1190

Saya hanya ingin bangga

ditulis sehari setelah kekalahan kita di Bukit Jalil, dimuat di www.duniasoccer sebelum akhirnya saya post kesini

img00556-20101226-1514“Katanya cinta Indonesia, kok pulang pertandingannya belum beres?” teriak Ongston berulang kali pada pendukung Indonesia yang melenggang begitu saja dari Stadion Bukit Jalil. Saat itu Firman Utina dkk tengah dalam keadaan ketinggalan 0-2 dan kami masih terus memberi dukungan, sementara sebagian penonton mulai beranjak dari bangku Stadion.

Saya dan seorang lelaki pekerja di Malaysia asal Kediri di sisi kanan saya terduduk lesu saat Safee mencetak gol ketiga bagi timnya. Kami sadar, malam ini tak akan melihat kejayaan negeri kami di kandang orang. Sementara Ongston terus meneriakkan kata-kata “Indonesia!” hingga suaranya serak, ribuan pendukung Indonesia terus melangkah keluar dengan wajah biasa saja. Mereka tak lesu tak juga bahagia…tapi pastinya mereka kecewa.

“Jika mala mini kita menang mas, besok saya bakal libur kerja, itu tarohan saya dengan boss,” ujar Iwan lelaki asal Kediri yang tampak murah senyum ini. Ia menjelaskan bahwa kepergiannya ke Malaysia beberapa tahun lalu adalah akibat kehidupan yang sama sekali tidak menjanjikan di tempat asalnya. “Menjadi buruh kasar di Jakarta atau kota besar lainnya tidak seperti disini, disini jaminan kerja dan pendapatan bisa membuat kami menabung,” jelasnya.

Inilah wajah bangsa kita di negeri orang. Sebagian besar atau bahkan mayoritas dari mereka yang membanjiri Bukit Jalil adalah para pekerja yang bukan bekerja di sektor formal. Mereka umumnya mengais rezeki di negeri orang, melintasi batas negaranya untuk menjadi pekerja kasar di berbagai sektor, sebagian dari mereka bahkan tidak memiliki ijin kerja yang seharusnya. Inilah mengapa, nyaris setiap tahun terjadi masalah besar pekerja illegal di negeri tetangga kita itu.

“Mas datang dari Jakarta ya? Kok gak nonton di kelas 50 Ringgit yang lebih enak?” Tanya Iwan pada saya di awal percakapan kami. “Saya lebih suka disini, bergabung bersama kalian, karena buat saya, kalianlah orang Indonesia sebenarnya,” jawab saya sembari tersenyum. Iwan mungkin tidak sepenuhnya memahami makna dari jawaban saya itu, ia hanya tertawa dan menawarkan air mineral pada saya.

Tidak seperti Ongston yang terus kecewa pada beranjaknya pendukung Indonesia dari bangku Stadion sejak gol ke 3 di menit ke 72, saya berusaha merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang-orang Indonesia yang secara penampilan fisik terlihat jelas mengalami banyak hal fisik baik dari pekerjaan maupun dari semburan alam. Saya yakin mereka juga mencintai negerinya, sama seperti kita yang siap melakukan apapun demi negeri ini. Saya juga percaya bahwa mereka siap menjaga nama negeri kita jika terjadi apa-apa di negeri jiran. Namun malam itu mereka mencoba bersikap rasional menurut pemahaman mereka sendiri.

Indonesia bukanlah negeri yang telah memberikan mereka banyak kebanggaan. Saya tidak yakin mereka seperti kita yang masih bisa berkata “Indonesia adalah negeri yang kaya sumber daya alam dan berpemandangan indah,” atau seperti kata kelompok GNFI (Good News From Indonesia) “Indonesia adalah 10 besar negara dengan kemajuan ekonomi terbaik di Asia,” karena mereka sama sekali tidak merasakannya.

Iwan tak pernah melihat Jakarta, ia tak pernah tahu bahwa di ibukota jumlah mal dan gedung bertingkat jauh lebih banyak daripada di Kuala Lumpur. Malam itu ia datang ke Bukit Jalil ingin melihat negaranya berjaya, sembari bertemu dengan teman-temannya. “Kita pernah kalahkan mereka disini 6 tahun lalu, saya nonton lho mas, jadi saya yakin banget kita akan bisa menang lagi mala mini,” ujarnya dengan nada lirih saat wasit kami saling berpandangan dan ia melihat wajah saya yang dipenuhi emosi kekecewaan.

Seperti beribu pekerja lainnya, bagi Iwan inilah satu-satunya tempat dimana ia bisa menunjukkan pada bangsa Malaysia bahwa negerinya bisa juga memberikan kebanggaan padanya. Negerinya yang kaya, yang telah “mensia-siakan” dirinya sehingga ia harus merantau ke negeri orang hanya untuk pekerjaan yang sama sekali tidak bergengsi bagi kebanyakan dari kita.

Saya semakin memahami mengapa mereka beranjak begitu saja dari Stadion dan hanya tersenyum mendengar teriakan Ongston yang dipenuhi kekecewaan, kemarahan dan kesedihan. Malam itu, Indonesia sekali lagi gagal memberi kebanggaan dan mereka memastikan keesokan harinya harus siap kembali berada pada situasi inferior dari atasan mereka bahwa mereka datang dari negeri pecundang yang jangankan lapangan pekerjaan, menang di lapangan Sepakbola saja gagal.

Dibantu oleh Iwan, saya melipat bendera Merah Putih yang saya beli di Jerman tahun 2006 sebagai bendera Polandia (karena si penjual tidak tahu Indonesia). “Kok bisa kayak gini ya mas?” tanyanya. Saya hanya mampu meresponnya dengan senyum lirih, karena kita datang dengan status favorit, tim paling produktif sepanjang turnamen. Namun nyatanya, kita memang tidak cukup besar untuk mampu menerima kemenangan demi kemenangan sederhana sehingga lupa bahwa partai akhir masih ada dan gelar juara belum direngkuh.

Malam itu adalah malam penuh petaka bagi saya, saya tak bisa tidur, kekecewaan memenuhi pikiran saya. Saya sadar Indonesia tak pernah ke Piala Dunia, atau bahkan lolos ke 16 besar Piala Asia saja tidak pernah, tapi seperti berjuta rakyat Indonesia saya tak pernah berhenti berharap bahwa kita sebenarnya bisa.

Di dinihari 27 Desember 2010, di sebuah kedai kopi, seorang lelaki Malaysia yang menemukan guratan kekecewaan di wajah saya berkata “Kami tak pernah merasa akan menang, Indonesa negeri yang kuat, jadi saat kami menang tadi malam, kami tidak terlalu menyambutnya gegap gempita. Masih ada pertandingan di Jakarta dan kami bisa saja kalah,” saya tersenyum mendengar kalimat yang bagi saya cukup menghibur…..dan semoga mala mini kita kita benar-benar bisa pukul mereka, membalikkan keadaan dan kembali bangga, semoga!




copas from http://andibachtiar.blogdetik.com/2011/01/03/saya-hanya-ingin-bangga/