Pages

Monday, January 22, 2007

be myself

Waah kenyataan terpahit yang harus aku terima dan bisa aku jadikan koreksi diri.
Aku sengaja tidak tanya kenapa, dan tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut,
sudah cukup bagiku semua keterangan darimu yang pada awalnya sulit kupercaya,
yang semula ini hanya alibimu untuk pindah ke lain hati.
Jujur sampe saat inipun pikiran itu masih muncul disela sesaknya pikiranku mengenai ibu.
Aku sudah belajar, mencoba untuk pergi dengan baik-baik
tanpa meninggalkan kesan permusuhan, sakit hati dsb.
Kalopun alasanmu masih ada orang ketiga dihatimu aku sudah bisa terima.
aku sudah menganggapmu sebagai teman biasa, karena memang kita tdk mungkin bersama.

Tapi kenapa sakit itu tiba2 saja terasa menyesak di dada,
saat kau ungkapkan suatu hal yang selama ini kamu tutupi dariku.
Aku sudah sering mendengar tentang ibu darimu, tapi aku tak pernah berfikir sejauh ini.
Bukannya tidak pernah berfikir, tapi lebih tepat lagi kalo tidak berani berfikir spt itu.
Karena aku tahu siapa aku, aku tahu sebagai apa aku dihatimu,
sehingga aku tudak pernah bermimpi kau ungkapkan diriku pada ibu.

Luka itu kembali terusik dengan kejujuranmu
yang sebenernya sedikit membuat aku lega, karena kamu sudah berani jujur
bahkan kamu sudah berani membawaku ke orang tuamu
walopun hasilnya menyakitkan buatku, but thx banget dgn keberanianmu.
Sudah cukup kata penolakan itu, sudah cukup bagiku
Aku tidak ingin mendengarnya lebih jauh, aku tidak mau tahu
Karena itu akan membuatku akan berubah, menuruti apa yang diinginkannya
Aku tidak ingin berubah saat ini, aku ingin menjadi diriku sendiri
Aku ingin diterima bukan sebagai bayangan orang lain
Aku ingin diterima sebagai diriku sendiri, apa adanya.

0 comments: